Read it and Enjoy it ~

Posts tagged “Henry

Protected: Kyumin’s Fanfiction / Genderswitch / Romance / Friendship / Nerd Girl / Part 20

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: Kyumin’s Fanfiction / Genderswitch / Romance / Friendship / Nerd Girl / Part 19

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: SUPER JUNIOR COUPLE’s Fanfiction / Genderswitch / Romance / Friendship / Your Man Part 6

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: Secret Admirer / KYUMIN’s Fanfiction / Genderswitch / Romance / Friendship / Part 1

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: Sungmin’s Fanfiction / Meet / Genderswitch / Romance / Oneshoot

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: FF KYUMIN / D’ Popular / Part 12 / Genderswitch

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Fantasy Fanfiction / Notavel / Friendship / Part2

 

 

Tittle                :  Notavel

Cast                 :

Eleve :

  • Jeremy Kimme Feehily : Kim Jong Woon
  • Joshua  Tan Edward : Tan Hangeng
  • Nathaniel Egan Coward : Kim Ryeowook
  • Aiden Bernard Coward : Lee Donghae
  • Vincentryas  Fluxion : Lee Sungmin
  • Marcus Jacob Fyrewolt : Cho Kyuhyun
  • Henryada Laurensia Belleguard : Henry Lau
  • Dennis Byrne Parker : Park Jung Soo
  • etc.

 

Bubble Elf :

  • Crystal  Vonda Luxembright
  • Crusher  Mighty  Schweiszt
  •  Luna Tinker Ginkerzt
  • Viska Brown Marianna

 

Bukcer :

  • Lexus
  • etc.

 

Other Cast :

  • Allan Grant : Dennisa’s friend

 

Genre                   :  Fantasy , Friendship , Genderswitch, Romance *sometimes*

Rate                       :  Teen

Length                 :  Chaptered

Part                        :  2 of ?

Warning               :  Hard Understanding , If all of you don’t like this fict , better for you to move on ^^ All cast belong to God , but Lee donghae belong with me ^^ Cast’s names at this fiction has changed with their west name with other created and name’s modify ^^

 

 

==Notavel==

Ditempat yang berbeda , lima orang remaja paruh baya berusia sekitar 15 tahun berdiri didepan pintu hunian tempat mereka. Hari ini awal sejarah baru akan terlahir , terukir terhitung sejak mereka memantapkan hati untuk bisa mendapatkan gengsi kelas atas ataupun menorehkan prestasi tidak biasa di Notavel. Sekolah , yang mereka yakini bukan hanya mereka yang ingin menuntut ilmu disana , tapi juga seluruh remaja sebaya mereka yang berada diatas tanah Oryfame.

 

Dan hari ini merupakan awal penentuan apakah mereka memang akan bisa ikut menorehkan nama disejarah baru Notavel atau tidak. Hari tes masuk Notavel , yang bagi beberapa orang remaja sangat sulit untuk dihadapi namun sangat mudah pula bagi beberapa diantaranya.

 

at Varklass

Seorang vampyras mungil menatap Oddanya yang tengah berbicara dengan Ranna dan Dadda dari teman sebayanya, Marcus. Dengan tangan terus meremas ujung jubah yang dikenakannya dan keringat dingin terus mengalir dari pelipisnya, ia bergeming mendengarkan percakapan yang sama sekali tidak dapat didengarnya karena otaknya yang sudah dipenuhi rasa khawatir akan hasil dari tes yang bahkan belum dijalaninya.

 

Sementara itu sang teman sebaya , dengan jengah menatap teman sebaya wanitanya itu. Menyesali kepolosan yang masih saja begitu kentara dipenglihatannya. Dengan cepat ditariknya tangan mungil yang bergetar itu dari jubahnya.

 

“Ma-marcus?” Lirihnya sembari menatap sang teman dengan tatapan sayu.

 

“Vincent! Berhentilah bersikap konyol seperti itu. Sudah kukatakan bukan , kau dan aku pasti akan bisa masuk kelas Exuarto dengan mudah, jadi kau tidak perlu cemas seperti itu. Sampai bergetar seperti ini tanganmu..” Seru Marcus dengan tegas namun pelan ditelinga Vincent.

 

Vincent menunduk. Ingin dia mempunyai pikiran seperti Marcus , tapi apa daya , dia tidak sepercaya diri Marcus , teman sebayanya yang memang diwarisi otak pintar dari keluarganya. Tidak seperti dirinya yang hanya memiliki kemampuan otak yang terbatas.

 

“Vincent!” Seru Marcus melihat Vincent yang malah menunduk. Bukan itu tanggapan yang dia harapkan dari Vincent. Marcus kembali menggenggam tangan Vincent, kali ini lebih erat. “Kau percaya padaku kan?” Tanya Marcus sembari mengangkat ujung dagu Vincent , yang kemudian menatapnya tajam kedalam dua manik mata Vincent.

 

Dengan pandangan sayu yang masih tersirat rasa tak percaya diri, Vincent menganggukan kepalanya lemah. “Iya , aku percaya padamu… tapi..” Omongan Vincent terhenti karena dia tidak yakin dengan tanggapan Marcus apabila mendengarnya.

 

“Tapi apa?” Tanya Marcus.

 

“Kalau aku tidak masuk kelas Exuarto , bagaimana?” Tanya Vincent lagi.

 

Marcus menghela nafas pendek. Ditariknya kedua tangan yang memegang ujung dagu Vincent dan  menggenggam erat tangan gadis vampyras tersebut. Sejurus kemudian diletakkannya dengan angkuh kedua tangannya dipinggang. “Aku akan pindah kekelas tempatmu berada. Bagaimana?” Ucap Marcus membuat raut wajah Vincent sumringah.

 

“Benarkah?” Tanya Vincent dengan mata berbinar. Sebenarnya yang dia takuti adalah bukan kelas yang akan ditempatinya nanti. Tapi yang ditakutinya adalah berpisah dengan Marcus , sahabatnya dari kecil.

 

“Apa aku mengatakan tadi kurang jelas?” Tanya Marcus dengan raut wajah angkuh nan cueknya.

 

Vincent jadi salah tingkah. “Tidak! Bukan begitu , maksudku bagaimana kalau aku masuk kelas Louwzad? Apakah kau tetap mau pindah kelas bersamaku, Marcus?” Tanya Vincent agak khawatir dengan jawaban yang diterimanya nanti dari Marcus.

 

Marcus memutar bola matanya jengah. Sedetik kemudian diletakannya kedua tangannya dibahu Vincentryas. “Ya , aku akan tetap pindah , meskipun harus ke Louwzad.” Ucapnya yakin membuat Vincent menganga tak percaya.  Ditariknya tubuhnya menjauh dari Vincent. “Mana mungkin aku membiarkanmu sendiri.” Ucapnya pelan tanpa bisa terdengar oleh Vincent yang masih ditempat bergeming kaku.

 

==Notavel==

at Pavilliun Diadem, Pulau Gorgossium

 

Kerlap-kerlip kecil bermunculan mengitari sesuatu yang sangat menarik bagi mereka. Itu adalah Bubble ELF yang tengah mengitari kepala Yesung yang tengah memangku wajahnya dengan ujung telapak tangan yang terkepal dan duduk disebuah batang kayu Clump yang sudah tua, tengah menunggu kedatangan Joshua , orang yang menyuruhnya bersiap pagi ini dan katanya akan mengantarkan dia ke suatu tempat yang menurut Bubble Elf sangat menarik.

 

“Bisakah kalian berhenti berputar-putar di atas kepalaku?” Tanyanya dengan nada ketus sebal.

 

Bukannya takut , para Bubble ELF tersebut justru terkikik mendengar nada keluhan yang bagi mereka sangat lucu itu. Membuat sesekali sepasang sayap indah mereka bergetar karenanya.

 

“Kau menunggu Joshua ya Lesung?” Tanya Viska dengan tampang merasa tak berdosa menyebut Lesung pada Yesung sembari terus memilin ujung rambutnya yang dikuncir kuda.

 

Yesung tambah memajukan bibirnya dengan lucu , “Namaku Yesung bukan Lesung!” Ralatnya cepat dan lagi-lagi membuat ketiga Bubble ELF tersebut kecuali , Crusher, terkikik. Sama sekali tidak menunjukan raut wajah takut karena bentakan Yesung tadi. “Iya aku menunggu orang itu , apa dia selalu terlambat seperti ini?” Tanya Yesung kesal pada keempat bubble ELF itu.

 

Keempat? Ya Keempat , karena meski Crusher tidak bersikap ramah padanya , tapi Crusher tetap ikut menemani Yesung , bersama ketiga teman Bubble ELFnya tersebut. Oleh karena itu, Yesung masih menganggapnya.

 

“Bukan selalu , tapi hanya padamu!” Seru Crusher ketus. Akibat dari perkataannya dia mendapat deathglare imut dari ketiga teman perinya itu.

 

Yesung mencibir sebal ke arah Crusher , dari awal kedatangannya Bubble ELF itu sama sekali tidak bisa bersikap ramah terhadapnya , berbeda dengan tiga temannya yang lain.

 

“Sudah , Jeremy jangan kau dengarkan Crusher , dia sebenarnya baik kok..” Ujar Crystal mencoba memberi pengertian pada Yesung. Yesung memutar bola matanya. Well , meski baru sehari dia disana. kehangatan mereka semua bisa membuat Yesung cepat akrab dan bisa menunjukkan rasa hatinya tanpa menutupi apa-apa.

 

“Hey!! Itu , Joshua!!!!” Seru Luna tiba-tiba ketika melihat kedatangan sosok yang tidak asing bagi mereka.

 

Kontan , semua Bubble ELF tersebut langsung mengelilingi Joshua dengan gemerlap kilau terpancar dari setiap kepakan sayap mungil mereka , termasuk Crusher.

 

“Lihat si Crusher itu!! Bahkan padaku saja tersenyum pun tidak, kenapa ekspresi wajahnya bisa semanis itu pada Joshua Joshua itu..?” Rutuk Yesung pelan ketika melihat pemandangan itu untuk kali pertama.

 

“Hey Jeremy , apa kau sudah siap?!” Tanya Joshua sembari menepuk pundak Yesung tiba-tiba , membuat tubuh Yesung yang lengah sedikit langsung limbung dan jatuh terperosok ke tanah berumput tersebut.

 

“Ups!” Seru Viska sembari menutup mulutnya dengan tangan mungilnya.

 

“Apa aku terlalu keras menyentakmu?” Tanya Joshua sembari mengulurkan tangan membantu Yesung untuk bangkit. Yesung meraih tangan Joshua dan langsung menepuk-nepuk bagian belakang celana yang dia rasa cukup kotor akibat tersungkur ketanah tadi.

 

Yesung mengerucutkan bibirnya, “Tidak , aku saja yang lengah..” Jawab Yesung mencoba tetap bersikap sopan pada Joshua yang notabene dia rasa lebih tua dan lebih besar ukuran tubuhnya darinya.

 

Crusher mencibir, “Bukan lengah tapi memang tak bertenaga… ” Serunya cepat.

 

Joshua mengangkat ujung bibirnya sedikit. Menganggap lucu cibiran dari Crusher untuk Yesung tadi.

 

Yesung melotot pada Crusher, dan sejurus kemudian langsung melompat-lompat , mencoba menggapai dan menangkap Crusher yang terus melayang-layang di udara. Sepertinya kali ini dia sudah mulai hilang kesabaran pada Crusher.

 

Kontan , Crusher langsung terbang lebih tinggi dan bersembunyi dibelakang tubuh Joshua. Membuat Joshua , Crystal , Luna dan Viska tertawa karena gerakan tiba-tiba dua makhluk yang tengah bertengkar itu.

 

“Sini , kau Bubble ELF jelek!!” Seru Yesung sembari terus mencoba menangkap Crusher dengan terus melompat-lompat diatas tanah lembab Pulau Gorgossium itu.

 

“Awas, Crusher!! Nanti kau tertangkap!!” Seru Viska kesenangan dengan adegan didepannya. Sesekali dia bertepuk tangan, karena takut temannya tertangkap oleh Yesung. Sementara Joshua dan Crystal hanya tertawa melihat itu.

 

“Sebelah sini, Jeremy!! Crusher ada disini!!” Dan Luna lebih memilih membantu Yesung , agar kedudukan berimbang. Hal itu membuat Crusher merengut karena tidak dapat pembelaan dari temannya sendiri, dengan pandangan tajam menusuk Crusher melotot pada Luna. Kontan Luna langsung bersembunyi dibalik tubuh temannya yang tak berukuran jauh dengannya, Crystal.

 

Dan mungkin saja hal itu tidak akan berhenti kalau Joshua tidak menginterupsi Yesung untuk bersiap berangkat menuju sebuah tempat seharusnya dia berada.

 

“Sudah! Sudah! Crusher, Jeremy!” Sela Joshua. “Berhenti. Aku harus segera membawa Jeremy ke Notavel.” Lanjut Joshua membuat Yesung dan Crusher berhenti berputar.

 

“Hosh! Hosh!” Yesung memegangi dadanya yang terengah kelelahan. “Lain kali aku pasti akan menangkapmu, Crusher!” Seru Yesung ke arah Crusher. Sementara Crusher hanya menjulurkan lidahnya , tanda tidak takut pada Yesung.

 

“Lain kali?? Dalam mimpimu , J!” Sahut Crusher lagi.

 

Luna langsung terbang ke arah Joshua , ketika Joshua dan Yesung sudah bersiap pergi. “Joshua!! Jeremy akan kembali lagi kemari kan?” Tanya Luna dengan raut wajah dibuat sedih yang sepertinya tidak rela berpisah dengan Jeremy.

 

“Tenang saja , Luna. Jeremy akan sesekali berkunjung kemari. Akan kupastikan itu. Mengerti ?” Jelas Joshua dengan senyum indahnya mencoba memberi pengertian pada Bubble ELF yang memang mudah berubah-ubah perasaan dan suasana hatinya. Dan itu perasaan mereka sangat berpengaruh pada keadaan alam di Notavel.

 

Luna mengangguk mendapatkan jawaban Joshua yang cukup memuaskan dirinya. Dan langsung menjauh dari Joshua dan Yesung , mendekat kepada teman-temannya.

 

Dan dengan cepat didepan keempat Bubble ELF itu, Joshua membentangkan jubah merah maroonnya menutupi tubuh Yesung dan langsung menghilang dalam sekejap mata saat itu juga.

 

==Notavel==

 

at Miinahaltland

Sebuah gubuk berdinding kayu clump tua didaerah pinggiran pusat kota Miinahaltland terlihat tidak berpenghuni. Dengan pintu terbuka secara asal dan daun pintu yang hampir terpisah dari engselnya itu sungguh menambah kuat akan kekosongan didalamnya.

 

Kini didepan gubuk reot tersebut berdiri beberapa orang yang berkelompok menjadi satu. Memandangi gubuk yang hampir rubuh tersebut dengan tatapan heran dan kesal.

 

“Kau yakin dia tinggal disini?” Tanya seorang yang bertubuh paling besar diantara mereka dengan mencondongkan leher kepada seorang valky kecil yang tengah terjerat lingkar leher bajunya sendiri karena ditarik paksa oleh orang-orang yang lebih besar dan berkuasa daripadanya.

 

“Ii.-iya , aku tidak mungkin berani berdusta padamu. Dia tinggal digubuk tua ini. Bahkan kemarin aku baru saja berkunjung kemari. Sungguh. Aku tidak bohong…” Jawab Valky itu dengan susah payah.

 

“Dasar bedebah kecil!! Tampang seperti itu mau masuk Notavel?!” Sungutnya kesal.

 

Dia menarik kembali lehernya dan menatap lekat pada gubuk tua dihadapannya.

 

“Sulit dipercaya!” Serunya sembari membanting keras ranting kecil ditangannya. “Aku bahkan tidak tahu , kalau di balik semak-semak ini ada gubuk.” Lanjutnya sembari mendekati gubuk tua itu.

 

Memang. Gubuk tua itu benar-benar tersembunyi. Tersembunyi dibalik semak dan rumput-rumput liar yang dengan angkuhnya terus tumbuh hingga melampaui tinggi pohon Ek disekitarnya. Sulur-sulur daun pohon Ek tua yang terjatuh pun seperti memberi kesan menutupi keberadaannya.

 

Perlahan didekatinya daun pintu yang seolah mengundangnya untuk masuk kedalam.

 

“Kretek!”

 

“Kalian diam disitu!” Titahnya ketika mendengar langkah lain yang terdengar seperti mau mendekat , menyusulnya.

 

Suasana sunyi dan hawa lembab yang sangat mencolok sedikit mengganggu indera penciumannya. Padahal dia baru sampai depan pintu. Belum mendorong daun pintu itu lebih lebar. Masih belum. Dengan terpaksa diarahkannya tangan kanan ke arah hidung untuk menutupi udara busuk yang masuk kedalam lubang hidungnya.

 

“Tempat apa ini?!!” Umpatnya kesal.

 

Sungguh kalau bukan karena perintah dari atasannya , takkan mau dia bersusah payah seperti ini mencari valky kecil yang sangat lemah dan tak berguna itu baginya.

 

“Brakkk!!!”

 

Akhirnya dengan tidak penuh perasaan , didorongnya daun pintu rapuh itu dengan tendangan kakinya. Dan itu membuatnya sukses terlepas dari engselnya hanya dalam sekali tendangan.

 

Dengan cepat dia kibaskan debu-debu yang sempat menempel dibajunya akibat tendangan tadi. Aneh. Hawanya lembab , tapi… kenapa berdebu? Pikirnya dalam hati. Terbesit sedikit keraguan dalam hatinya untuk masuk kedalam gubuk tua itu. Namun bayangan Sang Valky besar yang akan membunuhnya apabila dia tidak membawa objeknya membuat keraguan dalam dirinya hilang seketika. Dia masih belum mau mati cepat. Bahkan dia baru saja naik pangkat menjadi RoValk II. Dia masih belum mau namanya terukir dengan cepat ditaman pemakaman RoValk. Masih bagus kalau nyawanya disemayamkan disana , kalau diberikan untuk makan Booster? Sungguh demi Gruwolvas yang mengawasinya dari atas sana , dia tidak mau tubuhnya sia-sia dimakan oleh Booster buas itu.

 

“Huh.. ” Dihelanya nafas pendek pelan. Bagaimanapun dia tidak ingin terdengar seperti pengecut didepan para anak buahnya.

 

Diayunkannya kaki kanan sebagai langkah pertama dan ketika kaki tersebut menapak didalam gubuk tua itu…
“AAAAA!!!!!”

 

Kontan , seluruh anak buah dari RoValk II tersebut langsung berlari menyusul atasannya itu. Sampai-sampai mereka melepaskan tahanan mereka.

 

Tanpa mereka sadari, dibalik kecemasan yang mereka hadapi terdapat seorang valky yang mereka cari-cari tengah menyeringai senang dibalik pohon Ek besar.

 

Sementara tahanan kecil tadi langsung melihat keberbagai arah seperti mencari sesuatu. Dan ketika matanya menangkap bayangan suatu objek. Hatinya terasa perih. Dengan lirih dia benamkan tangannya memegang dada kirinya.

 

“Dennis….”

 

==Notavel==

 

at QuittenWonder

 

“Siap , Nathly?” Tanya Aiden dengan semangat kepada sang adik sembari mengusap puncak kepalanya.

 

“Selalu, Aiden!” Sahutnya semangat.

 

“Apa kau gugup ?” Tanyanya lagi.

 

“Tidak pernah segugup ini sebelumnya..” Jawab Nathly lagi sembari memainkan kedua ujung jari telunjuknya, meski jawabannya terdengar lesu , raut cerianya sama sekali tak pudar.

 

“Jangan terlalu gugup! Kau pasti bisa!” Sahut Aiden menyemangati.

 

“Tentu saja!! Bukan hanya pasti bisa, tapi aku memang harus bisa!!” Kali ini nada dan raut wajahnya sejalan.

 

“Nah, tidak ada yang tertinggal kan? Kau sudah siapkan semuanya? Plaque mu ada tidak?” Tanya Aiden lebih cerewet. Mengingat adiknya ini termasuk orang yang ceroboh dan pelupa dalam hal menyimpan barang-barang miliknya sendiri.

 

“Hahaha…” Nathaniel sedikit tertawa melihat kecemasan dari Oddanya sendiri akan dirinya membuat Aiden memandang bingung ke arahnya. “Tenang saja , Anna sudah memastikan semuanya lengkap tadi. Jadi pasti tidak akan ada yang tertinggal..” Ucap Nathaniel percaya diri.

 

“Siapa bilang?” Sela Aiden.

 

“Ha?”

 

“Kau masih melupakan satu hal..”

 

“Apa itu?” Tanya Nathaniel bingung. Keningnya mengerut sementara bibirnya mengerucut lucu. Seingatnya dia tidak melupakan apapun untuk tesnya hari ini.

 

“Chup~”

 

“Kau melupakan ciuman keberuntungan dariku , kali ini. Untung saja aku ingat!” Desah Aiden setelah mencium kilat kening adiknya.

 

Nathaniel tersenyum manis melengkungkan bibirnya , sementara matanya membentuk sebuah garis lengkung yang berlawanan arah dengan bibirnya. “Terima kasih, Aiden!” Serunya ceria.

 

 

 

==Notavel==

at Elfame

 

Seorang neraida kecil termangu menatap kedepan dengan pandangan kosong. Sebentar lagi penentuan masa depannya akan segera dihadapi.  Memang Annanya sama sekali tidak menuntutnya harus masuk kekelas Exuarto atau tidak. Sang Anna justru membebaskan minatnya sendiri untuk masuk kelas mana yang dia inginkan dan juga yang dia mampu, tentu. Tapi lagi-lagi bayangan akan Silsilah garis keturunan keluarganya sebelum dirinya kembali membuat kepalanya lagi-lagi pusing dengan perasaan sedikit tertekan. Bagaimanapun dia tidak ingin dicap sebagai generasi perusak garis keturunan.

 

Minimal dia bisa masuk  Avegga dan syukur-syukur dia bisa masuk Exuarto , meski rasanya begitu sulit.

 

“Huh…” Dia kembali menghembuskan nafas pendeknya. Ini sudah yang kelima kali hari ini. Kali ini posisinya sedikit berubah, dihampirinya sebuah kursi yang terbuat dari kayu pohon Clump , dipangkunya dagunya yang bagai lebah bergantung tersebut dengan kepalan tangan kanannya.

 

“Belle…” Sebuah suara yang tiba-tiba sedikit membuat lamunan bayangan beban yang terlintas dipikirannya buyar.

 

Neraida kecil tersebut menoleh kesumber suara. “Anna…” Lirihnya saat tahu kalau yang memanggilnya barusan adalah sang Anna.

 

Anna dari neraida kecil itu segera menghampiri anaknya tatkala dia mendapatkan raut wajah muram milik anak perempuan satu-satunya itu. “Ada apa, Belle? Kenapa wajahmu muram seperti ini? Sebentar lagi kita kan akan ke Notavel…” Tanya sang Anna beruntun. Setau dirinya, anaknya itu sudah sangat tidak sabar untuk segera ke Notavel, tapi mendapati raut wajah muram anaknya sebelum mereka berangkat ke Notavel sedikit membuatnya bingung.

 

“Tidak apa , Anna. Aku hanya sedih saja membayangkan aku akan berpisah denganmu dalam waktu yang sangat lama. Aku takut akan merindukanmu nanti.” Sahutnya sedikit beralasan. Dia memang tidak bohong, Belle memang belum pernah tinggal jauh dari keluarganya. Yah , walaupun alasan utama kemuramannya tersebut bukan karena hal itu. Tetap saja itu juga berpengaruh.

 

Sang Anna tersenyum lembut sembari mengusap puncak kepala Henryada Belleguard dengan penuh kasih sayang. “Tenang saja, ketika kau belajar disana. Kau akan begitu menikmatinya sampai-sampai tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan tiba-tiba saja kau bisa bertemu lagi dengan Anna dan Dadda..” Ucap Sang Anna mencoba menghibur putri kecilnya.

 

Belle menatap sang Anna dengan mata mengungkapkan rasa tak percaya, “Benarkah?” Tanyanya kemudian dengan raut wajah sangat polos dan menggemaskan.

 

“Ya, apa Anna pernah berbohong padamu, Belle?”

Belle menggeleng. “Tidak, Anna..”  Sahutnya kemudian.

 

“Nah, kau percaya pada Anna, kan? Sudah sekarang kau jangan memasang wajah muram lagi ya.. Keberuntungan akan menjauh kalau kau memasang wajah jelek seperti tadi.. Mengerti?” Kali ini sang Anna mencubit gemas kedua pipi chubby putri kecilnya.

 

Belle tersenyum melihat tingkah sang Anna,

 

“Iya , Anna. Aku mengerti…”

==Notavel==

TBC


Protected: [Oneshoot ] HANCUL’s Fanfiction / La Vie En Rose / Genderswitch / Romance / Hurt

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: FF KYUMIN / D’ Popular / Part 11 / Genderswitch

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: FF KYUMIN / D’ Popular / Part 9

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Protected: SUPER JUNIOR COUPLE’s Fanfiction / Genderswitch / Romance / Friendship / Your Man Part 4

This content is password protected. To view it please enter your password below:


Notavel #Part1

Tittle                :  Notavel

Cast                 :

Eleve :

  • Jeremy Kimme Feehily : Kim Jong Woon
  • Joshua  Tan Edward : Tan Hangeng
  • Nathaniel Egan Coward : Kim Ryeowook
  • Aiden Bernard Coward : Lee Donghae
  • Vincentryas  Fluxion : Lee Sungmin
  • Marcus Jacob Fyrewolt : Cho Kyuhyun
  • Henryada Laurensia Belleguard : Henry Lau
  • Dennisa Byrne Parker : Park Jung Soo
  • etc.

 

Bubble Elf :

  • Crystal  Vonda Luxembright
  • Crusher  Mighty  Schweiszt
  •  Luna Tinker Ginkerzt
  • Viska Brown Marianna

 

Bukcer :

  • Lexus
  • etc.

 

Other Cast :

  • Allan Grant : Dennisa’s friend

 

Genre                   :  Fantasy , Friendship , Genderswitch, Romance *sometimes*

Rate                       :  Teen

Length                 :  Chaptered

Part                        :  1 of ?

Warning               :  Hard Understanding , If all of you don’t like this fict , better for you to move on ^^ All cast belong to God , but Lee donghae belong with me ^^ Cast’s names at this fiction has changed with their west name with other created and name’s modify ^^

 

 

==Notavel==

 

Lolongan serigala dari atas bukit dan purnama yang bersinar di titik penuh, membuat malam ini benar-benar terasa menegangkan.

 

Terlebih setelah peristiwa yang baru beberapa saat lalu dia alami, penculikkan secara sengaja oleh makhluk asing yang bisa mengeluarkan ‘sesuatu’ dari balik jubah merah maroonnya yang bisa membuat mereka terbang tadi.

 

Kini, dia berada didepan sebuah pavilliun kecil beratapkan kumpulan jerami berwarna tan gelap dengan bentuk setengah lingkaran tidak merata pada bagian depannya. Dengan dinding tembok terbuat dari bebatuan yang dipadukan menjadi senada dengan suasana sekitar luar pavilliun yang juga tak kalah terlihat tenang dan sepi, dengan hanya beberapa tulip lavender merayap panjang disekeliling dinding pavilliun.

 

Asing. Kesan pertama yang dia dapat setelah sampai ditempat ini. Sebelumnya dia tidak pernah melihat tempat seperti ini, apakah ini masih di Korea? Tapi. Dia berfikir sejenak dan kemudian berputar,  melihat sekelilingnya, banyak pepohonan tinggi menjulang ditutupi dedaunan lebat ditiap puncaknya, dan hanya ada satu rumah yang tegak berdiri disana. Hanya pavilliun kecil yang dilihatnya tadi.

 

“Hey , jangan hanya diam disana, cepat masuk!” perintah sebuah suara yang keluar dari mulut seseorang yang telah melakukan ‘penculikkan kecil’ tadi, didepan pintu pavilliun kecil itu.

 

Sang anak laki-laki tersebut kemudian menghampiri pria tadi dan berdiri disebelahnya. “Tidak bisa dibuka oleh sembarang orang,” begitu lanjutnya dengan suara penuh dengan ketenangan namun tegas.

 

Sang anak laki-laki melihat ke arah pintu. Pantas! Tidak ada kenop pintu disitu. Apa dengan ditendang bisa membuatnya terbuka? Begitu batinya dalam hati.

 

“Tidak juga dengan ditendang,” serunya seakan bisa membaca pikiran sang anak laki-laki tersebut. “Pintu paviliun ini terbuat dari kayu pohon miraculous, itu hanya sekedar informasi kecil untukmu, bocah.” setelah berkata seperti itu dia kemudian menempelkan telapak tangannya  sembari mengucap sesuatu yang tak terdengar jelas oleh anak laki-laki tersebut yang terkesan seperti mantra.

 

Dan entah dia menggunakan teknologi apa , pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Apa ada mesin yang menjalankannya?

 

—-^0^0^—-

 

“Jadi dia masih hidup?” sesosok pria tinggi bertubuh kekar dan berambut panjang tak terurus dengan pakaian agak compang camping yang berdiri dibalik Rodello bertanya pada sang Bucker setianya.

 

“Ya , menurut berita yang kudapat dari daemon seperti itu, Theonasan.” Jawab sang Bucker tegas namun penuh kesopanan sembari menundukkan kepalanya.

 

Kalau sedang berbicara dengan salah satu Theos, memang harus menundukkan kepala. Terlebih pada sang Theonasan satu ini. Bila tidak seperti itu, dijamin kepalamu hilang karena dianggap tidak hormat padanya.

 

“Jadi begitu,” Ujarnya sembari mengeluarkan seringaian liciknya. “Dadda berniat membawanya ke Notavel?” lanjutnya tajam, “Harusnya kubunuh saja dia waktu itu. Lexus!” Serunya memanggil sang Bucker

 

“Hamba, Theonasan!”

 

“Dimana tempatnya saat ini?”

 

“Menurut daemon sebelah utara , di Pulau Gorgossium terdapat sedikit tanda kedatangan, karena Pavilliun Diadem tiba-tiba terlihat bersinar dari atas langit.”

 

“Ouh , pasti Joshua yang membawanya kesana! Hanya dia yang bisa masuk ke Pavilliun Diadem tersebut,” Ujarnya diiringi seringain licik. “Sudah , kau boleh pergi , kalau ada kabar terbaru lagi mengenai éxypnos satu itu , beritahu aku lagi!” Titahnya sebelum Lexus pergi dari tempat tak bersinar tersebut.

“Baik , Theosan!” setelah menjawab perintah dari sang Theos , Lexus, sang Bucker setia pun pergi dari tempat itu , dan bersiap menuju tempat lainnya lagi untuk mendapatkan berita-berita baru bagi Tuannya tersebut.

 

—-^0^0^0—-

 

Sinar sang Mentari pagi menerobos masuk ke dalam jendela sisi kanan diiringi dengan suara kicauan para bubble elf yang dengan usilnya menganggu istirahat bocah laki-laki tersebut dari tidurnya yang baru dinikmati beberapa jam saja.

 

“Ngg,,” Lenguhan terdengar dari mulut kecilnya saat kebisingan para bubble neraida sudah semakin menjadi. “Aisshhhhh,,,” karena sudah tidak tahan lagi , akhirnya dia bangun dan serta merta melihat ke arah luar jendela , yang entah oleh siapa , ternyata telah dibuka.

 

Dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati , segerombolan bubble elf yang sangat asing di tempat tinggalnya dulu. Seketika tubuhnya terjerembab jatuh kedalam abaratnya yang masih berantakan tersebut.

 

“Hihihihihihhihihi…” begitulah respon para bubble elf , ketika melihat bocah laki-laki tersebut jatuh kedalam abaratnya.

 

Dia mengelus buttnya pelan , walaupun tidak sampai jatuh kelantai , tetap saja itu terasa cukup sakit. Dan dengan sedikit usaha yang cukup mudah dia memposisikan dirinya berlutut diatas abaratnya menghadap ke luar jendela melihat para bubble elf tersebut seperti semula tadi.

 

“Hi , Jeremy!!” Seru salah satu bubble elf bernama Luna dengan sayap berwarna soft hijau toska pada Yesung.

 

“Jeremy??” Tanyanya heran, “Siapa yang kalian maksud Jeremy? K-kalian bisa bicara?” Lanjutnya kemudian.

 

“Tentu saja bisa , Jeremy kan kau sendiri!” Sahut bubble elf bernama Crystal dengan sayap berwarna mariposa lainnya.

 

“Aku?” Tunjuk bocah laki-laki tersebut pada dirinya sendiri, “Namaku bukan Jeremy tapi Yesung,” Sahut Yesung memberi tahu.

 

“Hah? Lesung? Nama yang aneh,” Ujar Viska, salah satu bubble elf lainnya.

 

“Yesung bukan Lesung!” Tegas Yesung sekali lagi, tidak terima namanya diubah seenaknya orang para makhluk yang sangat asing baginya ini.

 

“Tapi, Joshua bilang namamu Jeremy,” Seru Luna lagi

 

“Joshua?” Ulang Yesung. Jadi nama orang yang membawanya semalam itu Joshua. “Kalau boleh aku tahu. Kalian itu makhluk apa? Dan ini dimana? Apakah ini daerah Mokpo atau pantai Incheon, semalam yang aku lihat pertama kali ketika sampai disini adalah laut.”

 

“He , kalau bertanya itu pelan-pelan! Kami adalah elf jenis bubble yang diutus oleh Joshua untuk menemanimu selama berada ditempat ini. Memang Joshua tidak memberitahumu sebelumnya?” Ujar Luna kemudian bertanya.

 

“Tidak.” Yesung menggelengkan kepalanya. “Lalu apakah ini daerah Mokpo atau Incheon?” Yesung kembali mengulang pertanyaannya yang tadi dia ajukan pada keempat bubble elf tersebut.

 

“Mokpo? Incheon? Apa itu?” Tanya ketiga bubble elf itu berbarengan.

 

“Iya. Mokpo dan Incheon. Memang kita bukan ditempat itu?” Tanya Yesung yang sepertinya mulai akrab dengan ketiga elf tersebut.

 

“Ternyata benar kata Joshua semalam, kau benar-benar tidak tahu apa-apa!” Celetuk seorang bubble elf bernama Crusher yang dari tadi belum mengeluarkan suaranya, dengan tampang jutek.

 

“Hey, diamlah Crusher , jangan cari masalah dengan titipan Joshua kali ini, kau mau dihukum lagi? Ayo minta maaf pada Jeremy.” Ujar Crystal mengingatkan

 

“Iya, maaf Jeremy!” seru Crusher ketus. “Kau ini sekarang berada di Pavilliun Diadem, ditengah hutan Crucialoxus, dipulau Gorgossium di….”

 

Ucapan Crusher yang tanpa jeda terpotong karena sentakkan tiba-tiba dari Yesung, “Stop!!!” Potong Yesung. “Kalau bicara pelan-pelan. Ayo lanjutkan lagi penjelasannmu tapi pelan-pelan.” Pinta Yesung.

 

“Huh, kau pikir kau anak Theos, bisa memerintahku seenaknya!” Seru Crusher.

 

“Crusher!!” Seru Luna, Crystal dan Viska berbarengan.

 

Crusher memutar bola matanya, mengalihkan pandangannya ke arah lain tak memperdulikkan gertakkan dari tiga kawannya tersebut.

 

“Sudah-sudah. Jangan ribut. Bisa kalian jelaskan padaku mengapa aku ditempatkan di Pavilliun Diadem ini?” Tanya Yesung mulai serius bertanya, kali ini dia benar-benar ingin tahu mengapa Joshua, orang yang membawanya semalam membawanya kesini, apa tujuannya. Dan mengapa harus dia.

 

“Jadi kau tidak tahu jati dirimu sendiri, Lesung?” Tanya Viska dengan polosnya

 

“Namaku Yesung bukan Lesung!” Sahut Yesung mengkoreksi ucapan Viska, sang bubble elf , bersayap light lavender tersebut.

 

“Hah , sulit sekali menyebutkan namamu. Sudahlah , kami panggil kau Jeremy saja, lebih mudah!” Tegas Viska seenaknya memutuskan tanpa meminta persetujuan dari Yesung, sang empunya nama.

 

Dan Yesung hanya menunjukan raut wajah tidak suka yang terlihat lucu dimata para bubble elf mungil tersebut. “Terserah kalian , sekarang ceritakan saja kenapa aku bisa ditempatkan disini?” Pinta yesung sekali lagi.

 

“Huh,” Crystal mengambil nafas dan mulai bercerita, “Kau ini…”

 

—–^0^0^—-

 

at QuittenWonder

 

Seorang gadis mungil, dari kaum maggisa, mungil berkulit putih susu dengan tulang pipi terangkat dihiasi dengan pipi tirusnya yang merona merah , tengah bersiap menyiapkan segala perlengkapannya yang dia perlukkan untuk upacara masuk Notavel nanti.

 

“Anna…” Teriaknya memanggil sang Anna dari dalam biliknya dengan suara tinggi.

 

“Ada apa Nathly? Kenapa berteriak seperti itu?” Tanya sang Anna ketika sudah sampai dibilik sang Ranna , “Kau tahu kan , anna sedang menyiapkan makan siang kita?” Lanjut sang Anna yang sudah bersusah payah naik dari dapur dilantai bawah menuju lantai atas , tempat bilik sang Ranna kedua.

 

“Maaf, Anna.” ujar Nathaniel sembari menunjukan cengiran tak berdosanya.

 

“Ada apa Nathly? Kenapa kau memanggil Anna kemari?” Tanya Anna Nathaniel.

 

“Ehm , ini , Anna , Plaque milikku tidak ada. Padahal kemarin aku masih sangat ingat kalau aku meletakkannya diatas mejaku ini,” Keluh Nathaniel sembari mencoba mencari-cari Plaquenya dikolong abaratnya.

 

“Aduh, bagaimana mungkin bisa hilang, kita baru saja membelinya kemarin di Horizondrift , Nathly.” Ujar sang Anna. “Coba kau cari lagi lebih teliti.”

 

“Sudah, Anna, tapi tetap tidak ketemu,” keluh Nathaniel.

 

“Coba tanyakan pada Aiden, mungkin saja Odda mu itu melihatnya.”  usul sang Anna.

 

“Odda ada dimana anna?” tanya Nathaniel kemudian.

 

“Terakhir kali anna liat , odda mu itu ada di pekarangan depan dengan Dadda mu. Pergilah. Coba tanyakan padanya.”

 

“Baik , anna.” Sahut Natahniel , kemudian langsung turun kebawah melalui tangga kayu pohon Clump rumahnya dengan berlari.

 

“Hey, pelan-pelan, Nathly nanti kau jatuh.” Teriak sang Anna dari balik bilik kamar sang Ranna, melihat Nathaniel berlari tergesa seperti itu.

 

“Iya. Anna!!!”

—-^0^0^—-

 

at Varklass

 

Ditengah Linkzart Park , terdapat dua orang anak vampyras yang tengah duduk diatas rumput hijau , membicarakan mengenai akan bagaimana hari pertama mereka di Notavel nanti.

 

“Hey , Marcus Fyrewolt! perlengkapanmu sudah lengkap semua?” Tanyanya setengah teriak ditelinga Marcus yang sedang membaca buku ‘Vlad Dracul’s Gate’ sembari bersandar dibawah pohon Foliagerclark.

 

“Bisa kau pelankan suaramu sedikit nona Vincentryas Fluxion, kau tahu suaramu itu bisa membangkitkan Vlad Dracul dari tidurnya tahu,” Seru Marcus menegur Vincent.

 

“Huh,” Vincent mendengus kesal, “Berlebihan!” lanjutnya sembari bangkit dan berjalan ke arah pinggir taman tersebut mencoba memetik buah Clark.

 

Marcus yang sedang sibuk membaca , mengalihkan sedikit pandangannya ke Vincent. Dan dia mendapati Vincent sedang memetik buah Clark sembari mengerucutkan bibir pulm merah muda cerahnya lucu. Dan tanpa sadar dia tersenyum kecil , melihat tingkah temannya tersebut.

 

“Marcus!” Seru Vincent sekali lagi sambil tetap mengambil buah Clark itu satu persatu. Sesekali dia berjinjit untuk menggapai buah Clark yang terletak agak tinggi. “Kira-kira nanti aku masuk Klasse apa? Menurutmu , aku akan masuk Exuarto, Quatixe, Avegga atau Goeota, Marcus ?” Tanya Vincent, kali ini dia sudah mendapatkan buah Clark ke tiganya.

 

“Louwzad!” Celetuk Marcus

 

Vincent menghentikkan kegiatannya mengambil buah Clark dan seketika menoleh ke Marcus, “Louwzad?” Serunya tak percaya. “Seburuk itukah aku?” Tanyanya tak percaya dengan perkiraan temannya itu. Kali ini raut wajah Vincent terlihat mendung, bukan dibuat-buat tapi memang sebelumnya dia juga berfikir akan masuk ke kelas Louwzad , tapi itu hanya perkiraannya, mendengar perkiraan itu juga datang dari temannya juga, makin pesimislah Vincent untuk bisa masuk kelas Exuarto, kelas idamannya.

 

Menyadari perubahan wajah Vincent , Marcus buru-buru meralat ucapannya, “Hey, Vincentryas Fluxion! Apa kau menganggapnya serius?” Pertanyaan marcus ditanggapi dengan anggukan pelan dari Vincent. “Aku hanya bergurau tadi, jangan dimasukkan kehati!” Ralat Marcus sembari menutup bukunya dan beralih memperhatikan Vincent.

 

“Tidak, Marcus. Kau benar. Mungkin saja aku memang akan masuk Louwzad,” Ucap Vincent pesimis. “Huh,” Vincent menarik napas panjang.

 

“Hey nona Fluxion , aku yakin kau akan masuk Exuarto bersamaku. Louwzad itu tempatnya para éxypnos.” tegas Marcus.

 

“Hah? Exuarto? Kalau kau memang pasti bisa masuk klasse itu, Masuk klasse Goeota saja sudah cukup bagus untukku , apalagi klasse Exuarto. Aku butuh keajaiban dari Vlad Nikktvas untuk itu.” Desis Vincent makin pesimis. Setelah berbicara seperti itu , tiba-tiba saja satu buah Clark jatuh tepat diatas kepalanya , seakan merutukki sikap pesimis Vincent tersebut.

 

“Lihat! Clark saja tidak menyukai kau berbicara seperti itu, sudah jangan dipikirkan, Exuarto atau Louwzad sama saja, tidak ada perbedaan diantara keduanya,” Seru Marcus enteng membuat Vincent sedikit jengah.

 

“Sama apanya? Itu berbeda Marcus, Tingkatanmu akan lebih diperhitungkan kalau kau berada di Exuarto, sedangkan di Louwzad , kau hanya akan menjadi vampyrass yang dipandang sebelah mata.” Ujar Vincent sembari menggigit satu buah Clark merah segar ditangannya

 

Marcus beranjak dari duduknya dan menghampiri Vincent , teman sebayanya tersebut. “Tidak ada sejarahnya kelompok Vampyras masuk kelas Louwzad , Vincent,” Ucap Marcus mencoba meyakinkan Vincent , sembari mengusap puncak kepala Vayyra mungil tersebut, dan kemudian mengambil satu buah Clark dari tangan Vincent , dan menghabiskan setengah dari buah Clark itu dalam sekali gigitan.

 

“Justru karena itu , Marcus. Karena belum pernah ada Vampyras yang masuk Louwzad, aku takut, akulah yang menjadi vampyras yang pertama yang masuk ke Louwzad itu. Aku takut akan memalukkan kaum Vampyrass , Marcus. Terutama keluargaku.” Seru Vincent yang kemudian menjatuhkan sisa buah Clark lainnya , yang kemudian jauh menggelinding masuk kedalam salah satu parit di Linkzart Park tersebut, sambil menarik-narik ujung pakaian yang dikenakkannya.

 

“Sudahlah, Vincent. Kalau kau terus berbicara seperti itu, Vlad Dracul akan marah.” Ujar Marcus yang mulai kesal dengan sikap pesimis dari temannya ini sembari memutar bola matanya.

 

Kontan , Vincent mendongakkan kepalanya keatas. “Bisa tidak kau tidak membawa – bawa nama itu?” Protes Vincent ikut sebal , karena sedari tadi Marcus terus saja mengucapkan nama yang paling ditakuti oleh Vincent tersebut.

 

“Asal kau berjanji tidak akan pesimis seperti tadi lagi , aku pun akan berusaha untuk tidak mengucapkan nama itu lagi didepanmu. Bagaimana?” Marcus mencoba memberikan penawaran pada Vincent , seiring dengan ucapannya itu dia kembali membuka buku ‘Vlad Dracul’s Gate’ yang tadi sempat tertunda karena Vincent dan kembali duduk dibawah pohon Foliagerclark.

 

“Baiklah. Aku berjanji.” Ucap Vincent kemudian.

 

Dan Marcus hanya memberikan sunggingan senyum atas ucapan Vincent barusan, tanpa mengeluarkan suara atau menoleh sedikitpun pada Vincent.

 

Dan Vincent yang merasa di acuhkan menghampiri Marcus kemudian mengambil buku yang sedang dibaca Marcus tersebut dari atas, lalu menampakkan wajah innocentnya dihadapan Marcus. “Perhatikan aku kalau sedang berbicara , Marcus!” Serunya. “Lagipula apa bagusnya buku tebal seperti ini? Benar-benar tidak menarik,” Lanjut Vincent meremehkan sembari membolak-balikkan halaman buku tersebut.

 

“Vincentryas Fluxion! kembalikkan bukuku.” Seru Marcus cepat.

 

“Kalau aku tidak mau , bagaimana Marcus Fyrewolt?” Ucap Vincent menantang Marcus.

 

“Kembalikkan bukuku cepat atau…” Marcus mencoba meraih bukunya yang kini berada ditangan Vincent.

 

“Atau apa?” Vincent memeletkan lidahnya dan serta merta berlari dari tempat dimana Marcus duduk tadi.

 

“Vincentryas Fluxion!!!!!”

 

—-^0^0^—

at Elfame

 

“Henryada Belleguard…” Seorang wanita dengan pakaian kebesarannya menyebut sebuah nama seorang neraida berusia sekitar 5 massa yang berada dihadapannya.

 

Sang empunya nama pun hanya mengangguk tanda mengiyakan, sudah kesekian kalinya dia berlatih seleksi masuk Notavel dengan Anna nya.

 

Mereka berdua kini berada diruangan kecil berukuran 2 x 3 meter, cukup sempit memang. Oleh karena itu disana hanya ada sebuah meja tua dan dua kursi yang terbuat dari kayu Clump , serta dua buah lentera yang mengeluarkan cahaya light yellow blur , menerangi sang penghuni tempat tersebut.

 

“Iya , anna , uh , maksudku Tarra,” Jawab Henry gugup

 

“Tuh kan . kau salah lagi. Ayo ulangi.” Pinta wanita itu yang merupakan Anna dari Henryada Belleguard sendiri.

 

“Maaf, Anna.” Sesal Henry. “Baiklah kali ini aku pasti tidak akan salah sebut lagi.” Janji Henry sambil menguap untuk yang kesekian kalinya hari ini.

 

“Sudah, kita hentikkan saja latihan hari ini , Belle , kau sudah lelah. Besok masih bisa kita lanjutkan.” Ucap Anna Henry melihat raut wajah Ranna nya yang juga sudah sedikit terlihat sayu.

 

“Tidak, Anna. Sekarang saja. Aku belum mengantuk, lihat saja mataku,” Ucapnya sembari menunjukkan kedua bola mata kecilnya pada sang Anna. “Masih segar bukan?”

 

Anna Henry hanya tersenyum kecil melihat tingkah rannanya tersebut. “Sudahlah, Belle.” Ujar Anna Henry sembari mengusap pipi kiri Rannanya dengan telapak tangan kirinya. “Pipimu saja sudah terlihat kendur, kita lanjutkan saja besok, masih ada beberapa hari lagi untuk latihan, Belle.”

 

“Tapi Anna ,,” sela Henry masih mencoba membantah perintah sang Anna

 

“Tidak ada tapi-tapian. Berhenti sekarang atau besok Anna tidak mau lagi mengajarimu?” Ancam Anna Henry telak.

 

“Iya Anna , kenapa mengancamku seperti itu? Baiklah, baiklah kita berhenti sekarang.” Sesal henry sembari bangkit dari duduknya dan keluar ruangan tersebut dengan langkah gontai diiringi dengan sesekali menguap.

 

“Sudah seperti itu masih bilang masih belum mengantuk?” Seru Anna Henry sembari tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

 

—-^0^0^—-

 

at Miinahaltland

 

Seorang anak kecil laki-laki paruh baya berusia sekitar 5 massa , tengah fokkus memandangi sebuah brosur kulit kayu pohon Mezmer disana tertulis bahwa seleksi masuk Notavel akan diadakan sekitar beberapa hari lagi.

 

“Kau lihat apa Dennis?” Tanya seorang Valky yang sepertinya sebaya dengannya.

 

Orang yang disebut bernama Dennis tersebut menoleh ke arah kiri, “Ini!” Tunjukknya tepat pada kata Notavel.

 

“Kau berniat mengikuti seleksi masuk sekolah itu?” tanya valky itu lagi dengan nada sedikit meremehkan.

 

Dennis hanya diam , tidak menjawab ya ataupun tidak , dan tidak pula menggelengkan kepala ataupun menganggukkan kepala. Dan hanya kembali fokus pada kalimat persyaratan berikutnya, dengan menundukkan sedikit badannya.

 

“Hey , Dennis , kau tidak benar-benar serius kan?” Serunya lagi sembari menepuk pundak Dennis. “Apa kau mampu , seleksi masuk kesana kudengar sangat berat, lagipula biaya yang dikeluarkan untuk membeli perlengkapan sekolahnya tidak sedikit , apa kau yakin mampu?” Lanjutnya.

 

Dennis mengangkat kedua bahunya, “Entahlah, aku hanya sekedar ingin mencobanya, lagipula…,” ucapnya sembari menegakkan tubuhnya, “Kalau aku berhasil masuk Notavel, kehidupanku akan berubah, aku tidak akan lagi dipandang sebelah mata oleh para bangsawan vilkolakis yang sombong itu.”

 

“Huh,” Sang valky , teman dari Dennis Parker mengambil nafas panjang. “Aku akan berdoa pada Gruwolvas, agar kau bisa masuk ke Notavel , dan melakukan apa yang kau mau terhadap bangsawan sombong itu,”

 

“Terima kasih Allan , kau memang teman yang baik.”

 

Allan hanya membalas ucapan Dennis dengan tersenyum , “Uh , iya , aku bekerja dulu ya, jangan terlalu lama kau disini , cepatlah menyusulku atau kau akan kena cambuk lagi,” Ujar Allan mengingatkan.

 

“Baik, Allan, kau tenang saja ,” Sahut Dennis.

 

Dennisa parker, lebih suka dipanggil Dennis , seorang valky yatim piatu yang sedari kecil sudah hidup sendiri , tidak bergantung pada keluarganya , karena memang Anna dan Dadda nya sudah tidak ada disebabkan perburuan bulan purnama ketika dia berusia 1 massa, dan juga karena tidak ada sanak saudara yang Dennis kenal lagi.

 

Jadilah dia bertahan hidup dengan menjadi salah satu pekerja di Ramzehyp. Dan saat ini dia memang sungguh tertarik untuk mengikuti seleksi masuk ke Notavel , salah satu sekolah terpandang tidak hanya se Miinahatland tapi juga se- Oryfame.

 

Tekad dia sudah bulat , targetnya bukan hanya masuk Notavel , melainkan masuk ke kelas Exuarto. Kelas yang sulit untuk dimasukki oleh para penduduk Miinahatland , bahkan oleh kaum Theos sekalipun.

 

—-^0^0^—-

 

ToBeCon ..

 

Sebelum ditanya aku mau ngasih tahu nih , hehehe ^^

* Bucker : pengawal atau bahkan bisa diebut sebagai pelayan.

*Theos : Keturunan Dewa

*Abarat : Tempat tidur

 

 

nah segitu aja dulu , yang lain menyusul , Oh iya , kalo ada istilah-istilah atau  kata-kata yang pengen kalian tanyakan , tinggal tulis aja di Comment ^^

Gomawo ^^

 


Super Junior’s Fanfiction :: Serial GenkGong #Pedekate

Super Junior’s Fanfiction :: Serial GenkGong #Pedekate

Tittle : Serial GenkGong #Pedekate

Cast :

Donghae and Yesung aka member of GG

Zhoumi

Henry

Author : Me ^^

Genre : Humor gagal #plakkk , Gaje , Genderswitch

Rate: T (Teen)

Long : Oneshoot

Inspired by All My friends of grade XII. A2 *Love u all*

Warning: DON’T LIKE DON’T READ ^^

###############################Pedekate###########################

Ditengah teriknya matahari yang sedang bersinar tatkala waktu istirahat tiba , tersebutlah 2 orang dengan status masih memperebutkan gelar member paling ganteng di Genknya , Donghae dan Yesung.

Setelah memberi makan cacing-cacing diperutnya , mereka berjalan menuju kelas , namun perjalanan mereka terhenti tatkala mereka melihat 2 orang yang sangat mereka kenal sedang duduk dibawah pohon Rindang ditaman sekolah , Senyum licik pun terkembang disudut bibir mereka . Dengan sedikit menundukan tubuhnya , mereka mengintip orang yang tak lain tak bukan adalah Zhoumi dan Henry , teman sekelas mereka.

“Sung , pemikiran loe sama kaya gue ga ?” Tanya Donghae dengan nada licik

“Menurut gue sih sama hae,” Ujar Yesung yakin tanpa melepaskan pandangannya dari Zhoumi dan Henry

Jujur saja donghae agak enggak yakin , mengingat sering kali pemikiran dia (re: Yesung) itu kemungkinan sama dengan teman-temannya hanya 0,01% ,

Donghae kemudian berdiri tegak dan menghadap ke Yesung , “Emang apaan coba?” Tanya Donghae meremehkan.

Yesung menoleh pada Donghae , “Itu kan !” Tunjuknya pada Zhoury couple

“Tumben pikiran kita satu jurusan , Sung !” Ujar Donghae senang sembari menepuk pundak temannya tersebut

“Ya iyalah , gue gitu , Yesung Ketua Murid kelas 3 IPA 2,!!” Sahut Yesung membanggakan diri , “Jadi , kapan kita mau ambil es ditangan si Henry itu hae ?” Lanjutnya

“Pletakkk!!!!” Sebuah jitakan dengan sukses mendarat dikepala Yesung

“Aww,,!” Seru Yesung sembari mengusap kepalanya, “Napa sih loe hae jitak-jitak gue segala , gini – gini gue KM nih !”

“Mau loe KM kek , Ketua Osis kek , ato Presiden sekalian , gag ngaruh buat gue ,” Seru Donghae, “Gue kira udah connect gataunya masih Dis , huh!” Tambah Donghae kesal

“Jadi , kita bukan mau ngambil esnya Henry?” Tanya Yesung polos

“Bukanlah , Babo !! Sini gue bisikin ……….” Ujar Donghae sembari menarik daun telinga Yesung untuk didekatkan kepada mulutnya

“Pssstttt ,, psssttt , pssssstttt”

“Oh gitu !!” Seru Yesung yang kini mengerti

“Ho’oh !!” Sahut Donghae gondok

“Yaudah , ayo buruan kita gangguin mereka , tar keburu bel masuk ,” Ajak Donghae

“Oke , oke !!”

Dengan jalan mengendap-endap mereka berdua berjalan menuju taman tersebut , dan setelah perjuangan yang sangat berat dan memakan waktu yang sangat sangat tidak sebentar berpeluh debu dan ….. #plakkkk!!!! Abaikan author gila ini ,, mereka pun sampai dibalik pohon tempat dimana Zhoumi dan Henry sedang ….

“PEDEKATE”

Yapp , Zhoumi dan Henry memang sedang pedekate , dan duo upin ipin #plakkkk *digetok upin ipin lovers xD* berniat mengganggu jalannya pedekate tersebut.

“Henli-ah ,,” panggil Zhoumi

“Ne , gege ,,” Sahut Henry lembut

“Baba kamu penyelam ya ?” Tanya Zhoumi

“Ah ? Bukan ge , emang kenapa ge ?” Tanya Henry polos

“Soalnya nama kamu udah menyelam didasar hatiku ,,” Jawab Zhoumi

(Donghae + Yesung + Author = “Hoekssss!!!” =,=’)

“Ah , gege bisa aja ,” Sahut Henry malu-malu

Sementara Zhoury sedang berpedekate ria (?) Donghae dan Yesung sweatdropp mendengar orang yang termasuk siswa pintar dikelasnya merayu Henry , sang murid baru pindahan dari China , dengan kata-kata ala Kang Su Le yang ‘Gak Banget’ bagi mereka.

“Sumpah , sung , masih mendingan kata-kata loe waktu mau ngerayu ddangkkoma buat keluar dari cangkangnya deh,” Ujar Donghae pelan

“Iya , Hae , masih mendingan kata-kata Heechul (juga) buat ngerayu Heebum supaya mau ikutan meni pedi disalon bareng dia,” Sahut Yesung dengan volume pelan (juga)

“Jadi , kapan kita mulai gangguin merekanya Sung ?” Tanya Donghae

“Ya , sekarang ,” Jawab Yesung , “Sini ,” Yesung menarik tangan Donghae untuk sedikit menjauh dari pohon tersebut.

Setelah sudah berjarak kira-kira 2m dari pohon , Yesung berdehem , “Ehem , ehem,!!” Yesung memberi pemanasan pada pita suaranya, “Hae bokap loe penjaga villa di Puncak(?) ya ??” Tanya Yesung , kali ini dengan volume yang ditinggikan agar Zhoury mendengar.

Berhasil. Zhoury yang sedang pedekate pun menoleh ke arah sumber suara yang sangat mengganggu kegiatan mereka ,

“Hwatssss???” Jawab Donghae shock

“Eh , dodol , bilang aja ‘iya’ trus ‘emang kenapa?’ gitu” Titah Yesung pelan pada Donghae , agar Zhoury tidak mendengar.

“Ogah , orang bapak gue direktur , enak aja dibilang penjaga villa ,” Sahut Donghae acuh

“Aisshhh , dasar ikan ! Katanya mau ganggu si Tiang listrik! Gimana sih loe,?” Yesung menghela nafas dan mendengus kesal

Donghae menepuk jidatnya , “Oh iya , gue lupa , Mangap sung,” Seru Donghae , “Iya , emang kenapa sung?” Jawab Donghae centil

“Soalnya , loe udah menyejukan hati gue hae  :’)” Jawab yesung

“o.O ?? Mwo ?? Kaga nyambung banget loe Sung !” Sahut Donghae

“Pletakkkk!!!” kali ini Yesung yang menjitak Donghae, “Dodol !!” Serunya

“Jadi , baba kamu penjaga villa hae ??” Tanya Henry (polos) tiba-tiba

Donghae menoleh , “Hwatsss ??? Enak aja ,, bapak gue direktur tau !” Seru Donghae

“Trus kenapa tadi bilang iya ?” Tanya Henry lagi

“Ya , suka – suka gue dong , gue mau bilang bapak gue anggota girlband 2ne1 juga ga masalah !” Tegas Donghae

“Yang bener lho , Hae ? Sejak kapan ? Kok bisa ?” Tanya Yesung takjub

“o.O ??” Donghae melongo lagi melihat ke-lemotan temannya yang kini menjadi KM dikelasnya tersebut.

Henry dan Zhoumi terkekeh pelan , “Udah kita pergi aja yuk , Henli !” Ajak Zhoumi

“Ne , ge !” Sahut Henry meng-iya-kan

Karena sibuk berargument sendiri , Donghae dan Yesung tidak menyadari kalau Zhoury couple itu telah pergi meninggal , #plakkkkk!!! , RALAT , telah pergi meninggalkan mereka berdua ditempat itu.

“Hae , mau dong gue gabung di grup bokap loe !” Rayu Yesung

“Mwo ??? Buat apaan ?” Tanya Donghae

“Ya , buat jadi artis lah , gimana sih loe , pake nanya lagi =,=’!” Sahut Yesung

“Eh , babo , tadi itu permisalan , eh malah dianggep serius lagi , ckckck” Donghae mengeleng-gelengkan kepalanya menatap ke-polos-an temannya yang udah kelewat batas tersebut.

“Jadi , yang tadi boongan ??” Tanya Yesung tak percaya

“Bukan boongan , tapi permisalan !!” Tegas Donghae

“Yah , gue kira beneran ,”

“Kebangetan sih loe sung , heran gue sama loe ,, ah udah ayo kita gangguin mereka lagi ,”

Donghae dan Yesung pun menoleh ke arah tempat dimana Zhoury tadi duduk , dan mereka terkejut , ketika tidak menemukan siapapun di tempat itu ,

“Lho , mereka kemana Hae ?” Tanya Yesung bingung

“Ya , mana gue tahu , loe sih pake ngebahas bokap gue yang gabung di 2ne1 segala , pergi kan mereka jadinya , Huh !” Ujar Donghae kesal

“Ya , mangap hae ,,” Sesal Yesung

“Ttttettttt!!! Tttteettttt!!!” Bel tanda waktu istirahat telah habis pun berbunyi ,

“Yah , udah bel kan ! Yauda kkaja kekelas , Sung,” Ajak Donghae sembari berjalan mendahului Yesung

“Ne , hae !” Sahut Yesung mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Donghae

“Lain kali , kita harus lebih professional gangguin merekanya , Sung!” Ujar Donghae menasehati Yesung sambil berjalan menuju kelas.

“Siap boss !!!” Sahut Yesung bergaya hormat ala tentara

END

Nah edisi pedekate kali ini selesai sudah ,,

Mian yah Elfdeul kalo disini HaeSung (Hae!Seme) #plakkk!!! Dibikin jadi anak anak bandel , sebenarnya mereka gag bandel kok , ^^ , Cuma usil aja , hehehe …

sekali lagi mian yah *deep bow* ,, buat yang uda baca titanggalkan jejak kalian yah.

SeeYa ^^


Super Junior’s Fanfiction :: Serial GenkGong #Pemilihan Ketua Kelas

Super Junior’s Fanfiction :: Serial GenkGong #Pemilihan Ketua Kelas

GENKGONG SERIES

Tittle : Serial GenkGong #Pemilihan Ketua Kelas

Cast :

Donghae , Kyuhyun , Yesung , Heechul aka member of GenkGong

Siwon , Kibum , Hankyung , Zhoumi  >>> Siswa-siswa pintar

Eunhyuk , Sungmin , Henry , Ryeowook >>> Yeoja

Kangteuk >>> Couple

Lee So Man aka Wali kelas 3 IPA 2

Author : Me ^^

Genre : Humor gagal #plakkk , Friendship ,  Gaje , Genderswitch

Rate: T (Teen)

Long : Oneshoot

Inspired by All My friends of grade XII. A2 *Love u all*

Warning: DON’T LIKE DON’T READ ^^

############################Pemilihan Ketua Kelas#############################

Disebuah sekolah bernama Super Junior High School , terdapatlah satu kelas yang dimana berisi siswa-siswa yang sangat beragam sifatnya .

Hari ini adalah hari pertama mereka masuk kelas setelah libur kenaikan kelas , setelah mereka memilih tempat duduk masing-masing , Kini saatnya mereka memilih Stuktur Organisasi kelas , dipimpin oleh Lee So Man seongsaenim selaku wali kelas mereka , beginilah suasana pemilihan ketua kelas tersebut ,

Check it out ~~~

“Baiklah , anak-anak langsung saja kita mulai , jadi kandidat untuk ketua kelasnya siapa ? Ada usul ?” Tanya Sang wali kelas.

Kibum dari perwakilan anak – anak pintar berprestasi dikelas mengacungkan tangan , “Siwon aja , Pak !” Usulnya

“Eh , kok gue sih ? Kenapa gag loe aja ?” Protes Siwon pada Kibum

“Cuma loe , Won , yang pantes jadi ketua kelas . Loe kan paling pinter dikelas , !” Jawab Kibum

“Iya , Won , udah loe aja , loe mau ketua kelas kita kaya tahun lalu ?” Tanya Zhoumi sambil melirik ke arah Genk yang mereka anggap paling berandal dikelas.

Yang dilirik oleh Zhoumi pun hanya membalas lirikan zhoumi dengan tatapan ‘Apa-Loe-liat-liat-?-Naksir-loe-ama-gue-?’

“Glek!!” Zhoumi menelan ludah , “Mending loe aja deh ! Iya kan Han ?” tambahnya

“Gue mah ikut aja deh!” Ujar Hankyung , temang sebangku Zhoumi yang duduk dibelakang bangku SiBum.

“Hem , okay deh ,, gue mau !” tegas Siwon pada Zhoumi dan Kibum

]

“Nah gitu dong , itu baru namanya Siwon!!” Seru Kibum sembari menepuk pundak teman sebangkunya itu.

“Pak , Siwon mau mengusulkan dirinya jadi ketua kelas pak !” Seru Zhoumi

“Hwattttsss????” Seru Sekelompok anak yang duduk dibangku yang terletak dipojok belakang kelas.

“Gag salah tuh ??” Tanya Donghae yang merupakan salah satu dari mereka

“Lho , emang kenapa kalo Siwon nyalonin diri ?” Tanya Kibum yang langsung bangkit dari duduknya

“Yang ada kelas kita belajar mulu , gag asik ah !” Lanjut Donghae

“Aishh , ya bagus dong ,, justru emang harusnya kita belajar kan ? Apalagi kita udah kelas 3 SMA!” Tegas Kibum lagi

“Kita ?? Loe aja kali , gue engga , hwaahahahahahaha……” Sahut Donghae lagi disertai gelak tawa

Bukan hanya Donghae , teman-teman se Genk nya pun ikut-ikutan tertawa.

“Aishhh ,” Kibum mendengus kesal sembari langsung duduk.

“Hey , sudah-sudah jangan ribut ,,”  So Man Seongsaenim pun mencatat nama Siwon di papan tulis , “Lalu , siapa lagi ?” lanjutnya

“Minnie , pak!!” Seru anak perempuan yang diketahui bernama Eunhyuk sembari berdiri.

Sontak seisi kelas menoleh pada mereka.

Minnie yang disebut namanya menarik ujung baju seragam Eunhyuk , “Hyukkie apaan sih ?”

Eunhyuk menoleh pada Minnie , “Waeyo Minnie ? Kamu cocok kok jadi ketua kelas ^^”

“Tapi ,,” ujar Minnie sembari mengigit ujung jarinya

“Loe yakin nyuk ?” Tanya Kyuhyun sembari melipat kedua tangannya dan sesekali melihat ke arah Minnie dengan pandangan ‘kaya-gitu-mau-jadi-ketua-kelas-?’

“Heh ! Nama gue Eunhyuk , bukan nyuk,,” Seru Eunhyuk , “Yakinlah , kenapa engga , inget ngga waktu Donghae ga masuk dulu , yang gantiin jadi KM kan Minnie , dan terbukti kelas lebih aman dan nyaman kalo Minnie yang mimpin..” Lanjutnya panjang lebar.

“Maksud loe , kalo gue yang mimpin gag bagus gitu ??” Tanya Donghae geram yang langsung berdiri dari posisi duduknya.

“Nah itu tau,,” Sahut Eunhyuk meremehkan.

“Aishhh,,,” Donghae mendengus kesal , “Kalo dia yang jadi ketua kelas yang ada cat tembok , kursi ,papan tulis sampe spidol juga diganti warna pink lagi ,,” Lanjutnya.

Sontak seisi kelas kembali tertawa lagi.

Eunhyuk mendengus kesal , dilihatnya Minnie yang tengah menundukan wajahnya, “Lebay banget loe dasar ikan !!” serunya , “Ga segitunya juga kali ,” Lanjutnya.

“Bener apa kata donghae ,, lagian emang dia bisa apa nge-handle kita ? waktu itu kan Cuma sehari , dan Cuma keberuntungan aja , nah sekarang ?” ujar Kyuhyun meremehkan sembari menggelengkan kepalanya.

Minnie yang sedari bungkam mendongak ke arah kyuhyun , Menurutnya ini sudah keterlaluan , kalo Cuma diledek tentang ke-Addict-an nya sama pink sih ga masalah , nah ini diraguin kemampuannya #auhtor provokator xD , tentu saja dia gabisa terima ,,

“Oke , Pak , aku mau jadi calon ketua kelas ,” Seru Minnie sambil berdiri tegak ,

“Weitzzz ,, asik kan Pinky Bunny,,” Ejek Yesung .

“Emansipasi wanita euy ,” Ujar KangIn dengan logat sunda.

Teuki melotot kearah namjachingu nya tersebut , “Gag usah ikut-ikutan!!” serunya pada Kangin

“Heheh ,, peace chagiya!!v” ujar Kangin sembari nyengir

“Baiklah calon kedua Sungmin,” Ujar So Man seongsaenim sembari menulis nama sungmin di papan tulis, “Dan calon terakhir, siapa lagi?” Tambahnya

“Yesung , pak !!” Seru Donghae

“Hwatsss ??? eh apa-apaan loe hae ?” Protes Yesung, “Gag gue gamau ,, udah loe aja lagi !” Lanjut yesung.

“Eh , Babo ,” Seru Donghae sembari menjitak kepala Yesung , “tahun lalu gue udah jadi KM , loe tahu sendiri kan peraturannya , yang udah pernah jadi KM gag boleh nyalonin diri lagi!” Jelasnya

Yesung mengusap kepalanya yang tadi dijitak Donghae, “Ya , tapi kenapa harus gue ?”, Tanya yesung menggalau ala Amir* di sinetron Putri yang Ketuker, “Kenapa gag si Kyuhyun aje ?” Tanyanya lagi

“Eh , loe gag inget siapa yang jadi KM waktu kelas 1 kemaren ?” Tanya Kyuhyun.

Yesung menggaruk kepalanya yang entah gatal karena sedang berfikir atau karena banyak kutunya, “Ya , inget , tapi kenapa harus gue ?” Tanya Yesung (menggalau) sekali lagi.

“Masalahnya diantara kita Cuma loe yang gag pernah ngejabat jadi apa-apa disepanjang karir Genk kita , Sung” Jelas Heechul yang kali ini mula bersuara.

“Emang loe pernah apa Chul ?” Tanya Yesung (lagi)

“Eh , emang loe mau gue perintah? Inget pasal 12 ayat 1 genk kita ?” Tanya Heechul

“Heechul selaku anggota yeoja satu-satunya digenk kita gaboleh sekalipun nyalonin diri di jabatan yang tugasnya memimpin kita semua , dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai ketua eskul yang ada kita didalamnya , KM , Ketua Osis,….”

“Uhuk”

Yesung cs menoleh ke arah Hankyung yang tiba-tiba menyela omongan yesung.

“Kenapa loe ?” Tanya Heechul ga suka.

“Ani , aneh banget sih kelompok loe , pake pasal segala ,” Jawab Hankyung pede

“Emangnya Hukum doang yang boleh punya pasal apa ?” Tanya Heechul sinis

“Ya engga juga sih ,”

“Nah itu tahu , udah jangan bawel loe ,, temen-temen gue lagi berunding nih , ganggu aja” Seru Heechull

#So Man : Omigos *ala Cinta Laura* gue gag dianggep#

#me : sing legowo om(?)#

#Abaikan

*Mari sejenak kita tinggalkan Yesung cs yang sedang berdiskusi*

“Eh , aneh ya mereka,” Bisik Ryeowook pada Henry

“He’eh” Sahut Henry pelan

“Mereka emang aneh,” Celetuk Eunhyuk

“Hyukkie , pelan-pelan ngomongnya,” Seru Minnie

“Lho , biarin aja , biar mereka denger ,” Sahut Eunhyuk meninggikan volume suaranya

“Kalian anak baru sih , jadi gatau apa – apa tentang mereka,” Ujar Minnie pada Henry dan Ryeowook yang duduk dibangku belakang Minnie dan Eunhyuk.

“Emang , mereka kenapa ?” Tanya Ryeowook penasaran

“Ya , bisa liat sendiri kan ? Berisik , Berandal , Ga Tahu aturan lagi,” Jelas Eunhyuk emosi

Henry dan Ryeowook hanya manggut manggut sembari melihat kearah 4 orang yang tengah diskusi tersebut .

“Baiklah Pak ! Saya Kim Joong Won aka Yesung mau mencalonkan diri sebagai ketua murid , perwakilan dari GG aka Genk Gong yang paling ganteng,” Seru Yesung

“#Gubrakkkk!!!” Anak-anak sekelas pingsaan masal, #abaikan

“Lebay banget loe sung,” Sahut Heechul

“Jangan malu-maluin gue loe!” Ujar Kyuhyun

“Awas aja Sampe loe gagal and pamor Genk kita turun , gue getok loe, sung!” Tambah Donghae

“Aisshhh , bawel loe pada ! Selow aja sih !! Hahahaha ……” Ujar Yesung yang sekarang berlogat aneh ,, #plakplakplak

So Man seongsaenim pun menuliskan nama calon ketiga aka Yesung di papan tulis , “Baiklah , sekarang kita lakukan pemungutan suara”

Pemungutan suara pun berlangsung tenang , dengan 3 calon berdiri didepan , sedangkan yang lain menuliskan pilihannya pada sebuah sobekan kertas kecil.

Siwon berdiri dengan wibawanya yang menunjukan bahwa dia memang anak pintar dikelas , dengan begitu anak-anak sekelas bisa mempertimbangkan jabatan ketua kelas itu padanya.

Sedangkan,,

Minnie dengan manisnya menebarkan aegyo mematikan kepada teman-temannya, berharap dengan begitu dia akan dipilih juga.

Nah kalau Yesung ??

Namja yang mengaku sebagai member paling ganteng di GenkGong tersebut , berdiri dengan santai , sambil melemparkan death glare pada teman-temannya dengan tatapan ‘Pilih – gue – ato – pulang – ga – selamat’ begitulah kira-kira arti dari deathglarenya tersebut.

Setelah melakukan kampanye – kampanye terselubung tersebut , penulisan hasil suara pun ditulis , dan pemenangnya adalah …

Jeng …

Jeng …

Jeng…

“Kim Joong Won” Seru So Man Seongsaenim

Sontak Donghae ,dkk  langsung kedepan menghampiri Yesung sembari menari , “Ye ye la la la ,, ye ye ye la la la,” Seru mereka ala penonton dahsyat

“Hah???” Seru anak-anak (yang tak memilih Yesung) tak percaya

“Kok bisa ??” Tanya Kibum tak terima, “Han , Mi ,loe milih Siwon kan?” lanjutnya

Hankyung dan Zhoumi mengangguk

“Aisshhhh ,, kenapa dia sih , kalo ga Minnie ya Siwon kek, aisshhh,” gerutu Eunhyuk

Sementara teman-temannya menggerutu , Yesung malah berhigh-five ria dengan teman-temannya, “Apa gue bilang,” Seru Yesung, “Hahahaha,”

“Heh , kok loe sih yang menang ?” Tanya Eunhyuk to the point

“Yang voternya paling banyak siapa ?” Tanya Donghae , hem donghae memang sepertinya hobby berantem sama Eunhyuk.

“Gue gag nanya loe , ikan !” Sahut Eunhyuk Ketus

“Aishh ,,” Hampir saja donghae menghampiri Eunhyuk , beruntung ditahan oleh Kyuhyun dan Heechul

“Kan suaranya banyakan gue nyuk ,” Jawab Yesung

“Ya, iya , tapi kok bisa ?” Tanya Eunhyuk lagi

“Ya terus salah siapa ? Salah gue ? Salah temen-temen gue ?” Sahut Yesung ala anak gaul

“Aishh…” Dengus Eunhyuk kesal

“Ye ye la la la ,, ye ye ye la la la,” tanpa memperdulikan ekspresi tidak terima Eunhyuk , GenkGong cs masih terus saja beryel-yel ria (?)

END

Nah edisi pemilihan ketua kelas kali selesai sudah ,,

Hahahaha ,, mian ya chingudeul endingnya gajelas banget , maklumlah namanya juga serial , jadi pasti bakal ada edisi lainnya ,, sekali lagi mian yah *deep bow* ,, buat yang uda baca titanggalkan jejak kalian yah..

SeeYa ^^